Bisa Sebabkan Kanker, Kenali Jenis Displasia dan Cara Mengatasinya

Pernahkah Anda mendapati benjolan atau perubahan bentuk di bagian tubuh tertentu? Sebagian dari Anda mungkin khawatir dan mengiranya sebagai tumor atau kanker. Namun, bisa saja hal tersebut merupakan tanda displasia. Tidak hanya benjolan, displasia juga bisa menimbulkan gejala lain tergantung dari jenis dan tempat tumbuhnya. Kenali lebih jauh apa itu displasia beserta jenis dan cara mengatasinya berikut ini. Apa itu displasia? Displasia adalah istilah yang mengacu pada perkembangan abnormal sel-sel dalam jaringan atau organ tubuh. Displasia bisa berkembang dan memengaruhi bagian tubuh, termasuk tulang rangka. Displasia dapat terjadi di bagian tubuh mana pun dan bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Adanya peningkatan pertumbuhan sel yang tidak normal pada displasia, juga bisa dikaitkan dengan kondisi tumor atau pra-kanker yang perlu diwaspadai. Jenis-jenis displasia Terdapat berbagai jenis displasia sesuai dengan area pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh. Mengingat letaknya yang berbeda-beda, beragam jenis displasia ini juga bisa menimbulkan gejala yang bervariasi. Berikut ini beberapa jenis displasia yang perlu Anda ketahui. 1. Displasia panggul Displasia panggul merupakan kelainan bentuk sendi panggul atau posisi yang tidak seharusnya. Kondisi ini bisa menyebabkan panjang kaki yang berbeda, gaya berjalan yang tak biasa, atau gangguan fleksibilitas. Displasia panggul bisa terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak, displasia panggul bahkan bisa terjadi sebelum anak lahir. Hal ini perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat karena displasia pada anak bisa memengaruhi perkembangannya. 2. Displasia skeletal Displasia skeletal adalah istilah yang menggambarkan berbagai kondisi medis yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tulang, serta fungsi neurologis. Kondisi ini biasanya meliputi adanya kelainan bentuk tulang, defisiensi pertumbuhan, pertumbuhan abnormal pada tulang belakang dan tengkorak, serta perawakan yang sangat pendek. Displasia skeletal biasanya terjadi akibat mutasi genetik dan dapat didiagnosis, atau diketahui sebelum kelahiran, ataupun pada masa bayi. 3. Displasia serviks Displasia serviks adalah adanya pertumbuhan sel-sel abnormal yang terjadi di permukaan serviks atau leher rahim. Displasia serviks bisa jadi merupakan sel prekanker, tapi bisa juga tidak tergantung jenisnya. Terdapat dua jenis displasia serviks, yaitu: Displasia serviks tingkat rendah: berkembang perlahan dan bisa membaik dengan sendirinya Displasia serviks tingkat tinggi: bisa berkembang menjadi kanker serviks Sama seperti penyebab kanker serviks, displasia serviks juga bisa disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). BACA JUGA: 10 Gejala Kanker Serviks dari Stadium Awal hingga Stadium Lanjut 4. Displasia ektodermal Displasia ektodermal adalah kelainan bawaan yang memengaruhi area kulit, rambut, kuku, dan kelenjar keringat. Sebagian besar kondisi ini diturunkan dari orang tua. Penderita displasia ektodermal biasanya mengalami gejala rambut rapuh, gigi abnormal, perubahan warna kuku kaki, kulit kering dan bersisik, hingga gangguan kelenjar keringat. 5. Displasia fibrosa Displasia fibrosa adalah kelainan pada tulang berupa adanya perkembangan jaringan berserat yang menggantikan tulang normal. Jaringan ini bisa melemahkan tulang yang terkena dan menimbulkan perubahan bentuk, bahkan patah tulang. Dikutip dari Mayo Clinic, displasia fibrosa adalah penyakit keturunan yang berkaitan dengan mutasi genetik yang diwariskan oleh kedua orang tua. Kondisi ini tidak bisa disembuhkan, tapi ada perawatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit dan menstabilkan tulang. 6. Displasia bronkopulmonal Displasia bronkopulmonal atau bronchopulmonary dysplasia (BPD) adalah penyakit paru kronis yang biasanya terjadi pada bayi prematur. Bayi prematur biasanya paru-parunya belum berkembang sempurna. Mereka membutuhkan alat bantu napas untuk mendapatkan oksigen. Penggunaan alat bantu dalam jangka waktu tertentu inilah yang kemudian bisa menyebabkan kerusakan pada paru dan bronkus yang memang sudah rentan. Kerusakan bronkus ini menyebabkan kerusakan jaringan pada alveolus dan terjadilah displasia bronkopulmonal. Displasia bronkopulmonal bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi. Bayi yang mengalami BPD biasanya tidak bisa sembuh, tapi masih bisa diusahakan dengan perawatan penunjang. 7. Sindrom mielodisplasia Sindrom mielodisplasia atau myelodysplastic syndrome (MDS) adalah jenis displasia yang menyerang sumsum tulang. Pada beberapa kasus, displasia ini bisa menyebabkan kanker darah atau leukemia. Pertumbuhan abnormal pada kondisi MDS membuat sumsum tulang tidak menghasilkan cukup sel darah untuk menunjang fungsi tubuh normal. Kondisi ini bisa terjadi pada orang yang lebih muda atau lebih tua, terutama lansia di atas 65 tahun. BACA JUGA: Ada Benjolan di Kulit? Jangan Panik Dulu Cara mengatasi displasia Cara mengatasi displasia adalah dengan terlebih dahulu mengetahui jenis displasia dan gejala yang menyertainya. Berikut ini beberapa cara mengatasi displasia yang direkomendasikan oleh ahli sesuai dengan jenisnya: Displasia panggul: menggunakan harness, gips, penyangga, atau tindakan operasi Displasia skeletal: menjalani terapi hormon pertumbuhan, behel untuk merapikan gigi, penyangga punggung, atau tindakan operasi Displasia ektodermal: menjaga kebersihan gigi, menggunakan krim khusus untuk mengurangi gejala yang muncul di kulit, perawatan kulit kepala antibakteri, nasal spray, dan tetes mata Displasia serviks: tindakan operasi laser untuk menghancurkan jaringan abnormal, cryocauterization, dan loop electrosurgical excision (LEEP) Sindrom mielodisplasia: transplantasi sel induk (stem cell) atau transfusi darah dan faktor pertumbuhan sel darah Displasia fibrosa: obat-obatan untuk membantu mencegah pengeroposan tulang dan meringankan nyeri tulang serta tindakan operasi Displasia bronkopulmonal: obat-obatan untuk mendukung fungsi paru, ventilasi mekanis, terapi, dan antibiotik pada kondisi infeksi bakteri Catatan dari SehatQ Displasia adalah istilah yang mengarah pada kelainan atau pertumbuhan sel abnormal di bagian tubuh tertentu. Memang serupa dengan kanker atau tumor, tapi kondisi ini belum tentu akan berubah jadi tumor ganas. Kondisi ini bisa terjadi pada anak maupun orang dewasa. Beberapa jenis displasia tidak menimbulkan gejala, tapi sebagian lagi bisa menyebabkan kelumpuhan, kesakitan, gangguan pertumbuhan, hingga berkembang menjadi kanker. Penanganan displasia disesuaikan dengan jenis dan gejala yang menyertainya. Berkonsultasi dengan dokter sangat penting untuk menegakkan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat serta sesuai dengan jenis displasia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bisa Sebabkan Kanker, Kenali Jenis Displasia dan Cara Mengatasinya"

Posting Komentar